Rindu Menonton Wayang di Desa

         

Foto: freepik.com

Namanya Ahmad, dia seorang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin di Politeknik Negeri Jakarta. Ahmad lahir di Jakarta, tapi besar dan menghabiskan masa kecilnya di Bojong Gede. Kata Ahmad, dirinya juga memiliki darah keturunan Madiun, Jawa Timur.

Meskipun tidak menetap dan lahir di Madiun, ternyata Ahmad menyukai tradisi yang ada di Madiun. Salah satu tradisi yang ia senangi yaitu tradisi wayangan atau pegelaran wayang.

“Di Madiun itu ada satu tradisi besar yang aku suka dan pernah ikut juga di dalamnya, itu tradisi wayangan namanya,” ujar Ahmad.

Wayangan ini semacam acara festival atau seni di desa. Bentuknya sebagai syukuran, ada pengajian dan juga ada tumpeng yang dilaksanakan di balai desa atau rumah Kepala Desa. Berlangsung di tengah-tengah sawah dengan adanya pertunjukan wayang, tari-tarian, dan ada pasarnya juga.

Suasanya seperti pasar malam, tapi tidak ada wahana mainannya dan hanya ada orang berjualan seperti jualan wayang dan makanan. Makanan tersebut biasanya adalah makanan-makanan khas daerah Madiun. Tradisi itu biasanya dilaksanakan berdasarkan tanggalan Jawa, kuncinya setelah selesai panen raya.

Setelah di desa panen masal, biasanya baru diadakan wayangan tersebut. Acaranya dimulai dari jam delapan malam sampai menjelang subuh. Acara yang panjang tersebut dibuka dengan pengajian. Kemudian, dilanjutkan dengan pertunjukan wayang yang dimainkan oleh seorang dalang dan diiringi gamelan.

Peserta dari acara tersebut adalah seluruh warga desa itu sendiri. Merekalah yang nantinya akan menikmati pertunjukan wayang. Ahmad sendiri terakhir kali mengikuti acara wayangan tersebut ketika masih SMA. Tentu itu waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan rindu baginya.

Keberadaan Ahmad yang tinggal di Bojong Dede membuat Ahmad sulit untuk menghadiri acara tersebut. Apalagi, acara tersebut dilaksanakan sesuai dengan kalender Jawa dan itu pun menunggu musim panen di Madiun. Sebab itulah Ahmad tidak tahu kapan harus datang untuk menonton acara wayangan tersebut.

“Rindu iya, tapi ga ngerti jadwalnya, soalnya mereka pake kalender Jawa, dan itu pun nunggu musim panen selesai juga. Jadi ga tau kapan harus dateng buat nonton acaranya” Tutup Ahmad.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.